Freecylin' Away
I'm a bit of a sucker for IKEA. Its "come to buy a bookcase and get seduced by this hi-fi rack" approach to selling gets me every time - and recently I did end up with a hi-fi rack which I didn't like when it was back in my living room. After trying it as a printer stand and a few other applications, I put it on Free Cycle and a nice man came and took it away and gave it a new life in the Karaoke business.
My local Freecycle group has over 3500 members, and there's some cool stuff turns up. Some of the "WANTEDs" are somewhat, um, ambitious... just like Swapshop back the 80s for all you 30 something Brits. The guy who was looking for a complete set of DJ decks probably didn't get many offers.
I think it's much better than taking stuff to a second-hand shop as the likelihood of find a new owner is much higher (and excess stuff doesn't get dumped on 3rd World markets).
Tuesday, May 24, 2011
Tuesday, May 3, 2011
Syahrini Lagu Anang Liriknya Sombong
Saat penyanyi Syahrini memutuskan bersolo karir, hubungannya dengan Anang mulai retak. Bahkan, Syahrini dikabarkan sempat menolak lagu dari Anang. Padahal Anang sudah terikat kontrak dengan Pelangi Record untuk membuat satu album untuk Syahrini.
Syahrini|Foto: dok C&R
"Bukan Shahrini yang nolak, tapi pak Iwan (produser pelangi record-red). Karena liriknya yang terlalu sombong," ujar Rani, kakak sekaligus manajer Syahrini saat dihubungi, Selasa (3/4/2011).
Apa sih liriknya? "Judulnya 'Aku Wanita Cantik'. Syairnya gini kira-kira. 'Gue wanita cantik, lo cowok-cowok di dunia ini, gue nggak butuh elo'," ujar Rani di ujung telepon.
Rani melanjutkan apa yang dikatakan Hadi Sunyoto--Produser Anang tidaklah benar adanya jika pihak Anang telah memberikan 5 lagu kepada Syahrini. "Ini CD-nya masih sama aku, cuma ada dua lagu kok,"paparnya.
Seperti diketahui, Anang terikat perjanjian dengan Pelangi Record untuk membuat sepuluh lagu untuk Syahrini. Dan Anang sudah dibayar 500 juta sebagai uang mukanya. Lantaran Anang tak bisa memenuhi kewajibannya, maka perjanjian tersebut dibatalkan.(Deva)
Fakta-Fakta yang Diselewengkan Soal Penyerbuan Markas Osama bin Laden
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Gedung Putih memang harus merevisi cerita tentang penyerbuan yang menewaskan Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, demikian harian yang terbit di Inggris, Guradian, melaporkan. Media ini mencatat, banyak fakta yang berbelok tentang operasi penyerbuan itu, dan tentang Osama bin Laden sendiri.
Kini, rumah persembunyian Osama dijaga ketat aparat kepolisian Pakistan. Namun, banyak jejak Osama di sana yang sudah dihapuskan. Setidaknya, para prajurit Amerika yang telah menjelajahi bangunan tiga lantai itu membawa serta harddisk komputer dan dokumen berharga- termasuk juga tubuh Bin Laden yang berlumuran darah, yang kemudian dikubur di laut.
Keesokan harinya, intelijen Pakistan - marah karena tidak menerima informasi tentang penyerbuan itu. Mereka datang mengangkut furnitur dan barang-barang lain. Tapi itu tidak mungkin untuk menghapus setiap jejak drama yang menjadi akhir perburuan tersebut.
Apa saja fakta yang dibelokkan dari penyerbuan itu? Berikut data-data dari Guardian:
* "Ini adalah perak!" Yasser, bocah 12 tahun, menyatakan. Apa yang dipegangnya hanyalah potongan dari sebuah knalpot mobil biasa. Gambaran AS bahwa Osama tinggal di mansion mewah ikut mempengaruhi publik Pakistan, bahwa pimpinan Al Qaeda itu bergelimang kekayaan di akhir hayatnya. Seorang intelijen yang berkeliaran di dekatnya tampak gugup, sebelum menyambar anak dengan tangan dan membawanya pergi.
* Beberapa jam setelah kematian Bin Laden, para pejabat AS memberitahu bahwa ia melawan dan karenanya ditembak oleh tim khusus AL Amerika Serikat yang menyerbu lantai kedua dan tiga dari tempat persembunyiannya. Fakta itu ternyata tidak benar. Bin Laden tidak bersenjata, ditembak di kepala dan dada.
* Rincian lain menyebutkan ia menggunakan salah seorang istrinya sebagai tameng hidup. Faktanya, istrinya telah terluka di kaki sambil bergegas ke arah pasukan khusus sebelum ia terbunuh.
* Disebut-sebut, rumah persembunyian Osama bin Laden adalah sebuah mansion dekat markas tentara Pakistan berharga sewa jutaan dolar AS. Faktanya, rumah bertembok tinggi itu jauh dari gambaran itu; setidaknya terlihat dari cat bangunan yang terkelupas dan tak terawat, serta tak ada satupun AC di lantai-lantainya.
* Berbagai rincian, bagaimanapun, tetap kabur. Para pejabat Amerika mengubah versi awal mereka untuk mengungkapkan bahwa seorang perempuan yang tewas dalam serangan terhadap kompleks itu bukan istri Bin Laden.
Hal ini juga tidak jelas bagaimana Bin Laden, yang terpojok dalam ruangan di lantai tiga yang ditandai dengan kaca jendela hancur, melawan saat tentara AS menerobos ke kamarnya.
Kini, rumah persembunyian Osama dijaga ketat aparat kepolisian Pakistan. Namun, banyak jejak Osama di sana yang sudah dihapuskan. Setidaknya, para prajurit Amerika yang telah menjelajahi bangunan tiga lantai itu membawa serta harddisk komputer dan dokumen berharga- termasuk juga tubuh Bin Laden yang berlumuran darah, yang kemudian dikubur di laut.
Keesokan harinya, intelijen Pakistan - marah karena tidak menerima informasi tentang penyerbuan itu. Mereka datang mengangkut furnitur dan barang-barang lain. Tapi itu tidak mungkin untuk menghapus setiap jejak drama yang menjadi akhir perburuan tersebut.
Apa saja fakta yang dibelokkan dari penyerbuan itu? Berikut data-data dari Guardian:
* "Ini adalah perak!" Yasser, bocah 12 tahun, menyatakan. Apa yang dipegangnya hanyalah potongan dari sebuah knalpot mobil biasa. Gambaran AS bahwa Osama tinggal di mansion mewah ikut mempengaruhi publik Pakistan, bahwa pimpinan Al Qaeda itu bergelimang kekayaan di akhir hayatnya. Seorang intelijen yang berkeliaran di dekatnya tampak gugup, sebelum menyambar anak dengan tangan dan membawanya pergi.
* Beberapa jam setelah kematian Bin Laden, para pejabat AS memberitahu bahwa ia melawan dan karenanya ditembak oleh tim khusus AL Amerika Serikat yang menyerbu lantai kedua dan tiga dari tempat persembunyiannya. Fakta itu ternyata tidak benar. Bin Laden tidak bersenjata, ditembak di kepala dan dada.
* Rincian lain menyebutkan ia menggunakan salah seorang istrinya sebagai tameng hidup. Faktanya, istrinya telah terluka di kaki sambil bergegas ke arah pasukan khusus sebelum ia terbunuh.
* Disebut-sebut, rumah persembunyian Osama bin Laden adalah sebuah mansion dekat markas tentara Pakistan berharga sewa jutaan dolar AS. Faktanya, rumah bertembok tinggi itu jauh dari gambaran itu; setidaknya terlihat dari cat bangunan yang terkelupas dan tak terawat, serta tak ada satupun AC di lantai-lantainya.
* Berbagai rincian, bagaimanapun, tetap kabur. Para pejabat Amerika mengubah versi awal mereka untuk mengungkapkan bahwa seorang perempuan yang tewas dalam serangan terhadap kompleks itu bukan istri Bin Laden.
Hal ini juga tidak jelas bagaimana Bin Laden, yang terpojok dalam ruangan di lantai tiga yang ditandai dengan kaca jendela hancur, melawan saat tentara AS menerobos ke kamarnya.
* Tips dan Trik Mudah untuk Memotong Poni Sendiri
Terkadang kita malas pergi ke salon hanya untuk memotong atau merapikan poni. Daripada buang-buang uang, lebih baik potong sendiri poni Anda. Tapi ingat, jangan asal potong. Bentuk poni yang salah malah akan mengacaukan penampilan Anda secara keseluruhan. Lebih baik ikuti kiat berikut ini.
1. Pertama-tama pisahkan seluruh poni Anda dari rambut, agar tidak salah potong. Anda bisa memisahkannya dengan sisir bentuk apa pun.
2. Anda bisa memotong poni dalam keadaan rambut basah atau kering. Namun jika Anda memilih melakukannya dalam keadaan rambut yang basah, jangan lupa untuk memotongnya lebih panjang dari hasil yang dimaksud. Karena dalam keadaan kering, rambut akan mengembang sehingga terlihat lebih pendek.
3. Pelintir poni Anda dan letakan di tengah dahi. Hal ini akan membuat panjang poni merata dengan sendirinya. Poni di bagian pinggir dahi dengan sendirinya akan memiliki ukuran lebih panjang dari bagian tengah, sehingga hasilnya terlihat natural.
4. Untuk melihat bentuk poni yang sempurna, cobalah untuk mengeringkan rambut Anda dengan mesin pengering rambut. Jika hasilnya kurang maksimal, Anda bisa kembali merapikannya dengan mengulangi langkah-langkah di atas.
Selamat mencoba!
1. Pertama-tama pisahkan seluruh poni Anda dari rambut, agar tidak salah potong. Anda bisa memisahkannya dengan sisir bentuk apa pun.
2. Anda bisa memotong poni dalam keadaan rambut basah atau kering. Namun jika Anda memilih melakukannya dalam keadaan rambut yang basah, jangan lupa untuk memotongnya lebih panjang dari hasil yang dimaksud. Karena dalam keadaan kering, rambut akan mengembang sehingga terlihat lebih pendek.
3. Pelintir poni Anda dan letakan di tengah dahi. Hal ini akan membuat panjang poni merata dengan sendirinya. Poni di bagian pinggir dahi dengan sendirinya akan memiliki ukuran lebih panjang dari bagian tengah, sehingga hasilnya terlihat natural.
4. Untuk melihat bentuk poni yang sempurna, cobalah untuk mengeringkan rambut Anda dengan mesin pengering rambut. Jika hasilnya kurang maksimal, Anda bisa kembali merapikannya dengan mengulangi langkah-langkah di atas.
Selamat mencoba!
Cara Tepat Memilih dan Memakai Lipstik Merah
- Salah satu tren yang akan selalu bertahan sepanjang masa adalah lipstik merah. Sayangnya, tak semua wanita berani tampil dengan bibir merah menyala. Padahal kalau tahu triknya, siapa pun bisa kok terlihat cantik dan elegan dengan lipstik merah.
1. Pilih warna yang tepat
Ada berbagai pilihan warna lipstik merah. Jika kulit Anda putih, pucat, atau bernuansa pink, pilihlah warna merah bernuansa kebiruan atau yang terkesan "dingin". Kulit yang bernuansa kuning lebih cocok menggunakan warna merah yang hangat, bernuansa coklat atau kekuningan. Jika kulitmu cenderung gelap, pilihlah merah yang bernuansa coklat atau oranye. Lipstik warna merah gelap akan membuat bibir terlihat lebih tipis, jadi jika bibir Anda tipis, pilihlah warna merah yang terang.
2. Pastikan bibirmu halus
Lipstik merah akan terlihat buruk jika dioles ke bibir yang kasar atau pecah-pecah. Coba gosok bibir Anda dengan sikat gigi basah. Ini akan membuang kulit mati yang menempel di bibir. Setelah itu, oleskan pelembab secukupnya.
3. Gunakan lip liner
Lipstik merah cenderung mudah lumer ke luar garis bibir. Apalagi jika Anda belum terampil mengaplikasikan lipstik. Untuk mengatasinya, buatlah garis dengan lip liner di sekeliling garis bibir bagian dalam. Pilih lip liner yang sewarna dengan lipstik Anda. Setelah itu, baru warnai bagian dalam garis bibir tersebut dengan lipstik merah. Gunakan kuas bibir jika ingin hasilnya lebih merata.
4. Tempelkan bibir ke tissue
Setelah mengaplikasikan lipstik merah, tempelkan bibir Anda ke tissue sampai meninggalkan bekas bibir. Teknik blotting ini berfungsi untuk membuat sapuan pertama lipstik bertahan lama di bibir. Setelah blotting, oleskan kembali lipstik yang sama ke bibir Anda.
5. Agar tak menor
Dengan lipstik merah, perhatian akan terpusat di bibir Anda. Jaga agar riasan di bagian wajah lain tetap natural dan tak berlebihan, untuk menghindari dandanan menor. Cukup oleskan maskara di mata, atau pulaskan eye liner di kelopak atas. Gunakan blush on warna natural seperti peach.
6. Salah beli lipstik?
Ternyata lipstik merah yang Anda beli warnanya terlalu terang dan terlalu mencolok. Jangan langsung dibuang. Bereksperimenlah dengan cara mencampur lipstik tersebut dengan warna-warna lain dari koleksi lipstik yang Anda punya. Siapa tahu Anda malah menemukan warna favorit Anda.
7. Percaya diri
Lipstik merah bertujuan untuk membuat pemakainya jadi pusat perhatian. Jadi, jika lipstik merah sudah menempel cantik di bibir Anda, wear it with confidence. Tunjukkan bahwa Anda memang pantas jadi pusat perhatian.
* Empat Kiat Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah
Jika Anda tinggal di kota yang udaranya dingin, atau menghabiskan banyak waktu di tempat ber-AC, bibir pecah-pecah adalah salah satu masalah yang kerap muncul. Tapi jangan khawatir, kami tahu cara mengatasinya.
1. Jangan menjilat bibir
Air liur menguap denga cepat dari bibir, dan ini akan menyebabkan bibir kita menjadi semakin kering. Jika Anda memiliki kebiasaan menjilat bibir, hindari penggunaan lipbalm rasa buah. Pilihlah yang pahit agar Anda tak tergoda.
2. Selalu sedia lip balm
Jangan pernah tinggalkan lip balm alias pelembab bibir. Bawalah ke mana pun Anda pergi, dan oleskan ke bibir dan sekitarnya saat sudah mulai terasa kering. Pelembab bibir yang paling baik adalah yang mengandung beeswax, shea butter, dan SPF untuk melindungi bibir dari paparan sinar matahari.
3. Ritual sebelum tidur
Jangan hanya menggosok gigi, mencuci muka, dan memakai pelembab sebelum tidur. Agar bibir tetap sehat, indah, dan terhindar dari kekeringan, biasakan melakukan ritual ini setiap malam sebelum tidur. Ambil handuk kecil, dan basahi dengan air hangat. Lalu gosokkan handuk basah tersebut perlahan-lahan pada bibir untuk mengelupas kulit mati penyebab bibir pecah-pecah. Setelah terasa halus, oleskan pelembab bibir. Pelembab ini akan bekerja menutrisi bibir selama kita tidur.
4. Banyak minum
Anda pasti sudah tahu bahwa kita harus minum setidaknya delapan gelas air putih setiap hari, kan? Bibir yang kering adalah salah satu cara tubuh memberi sinyal bahwa ia kekurangan cairan. Jadi, jangan hanya melembabkan dari luar (dengan cara mengoles lip balm), tapi lembabkan juga dari dalam dengan bantuan air mineral.
1. Jangan menjilat bibir
Air liur menguap denga cepat dari bibir, dan ini akan menyebabkan bibir kita menjadi semakin kering. Jika Anda memiliki kebiasaan menjilat bibir, hindari penggunaan lipbalm rasa buah. Pilihlah yang pahit agar Anda tak tergoda.
2. Selalu sedia lip balm
Jangan pernah tinggalkan lip balm alias pelembab bibir. Bawalah ke mana pun Anda pergi, dan oleskan ke bibir dan sekitarnya saat sudah mulai terasa kering. Pelembab bibir yang paling baik adalah yang mengandung beeswax, shea butter, dan SPF untuk melindungi bibir dari paparan sinar matahari.
3. Ritual sebelum tidur
Jangan hanya menggosok gigi, mencuci muka, dan memakai pelembab sebelum tidur. Agar bibir tetap sehat, indah, dan terhindar dari kekeringan, biasakan melakukan ritual ini setiap malam sebelum tidur. Ambil handuk kecil, dan basahi dengan air hangat. Lalu gosokkan handuk basah tersebut perlahan-lahan pada bibir untuk mengelupas kulit mati penyebab bibir pecah-pecah. Setelah terasa halus, oleskan pelembab bibir. Pelembab ini akan bekerja menutrisi bibir selama kita tidur.
4. Banyak minum
Anda pasti sudah tahu bahwa kita harus minum setidaknya delapan gelas air putih setiap hari, kan? Bibir yang kering adalah salah satu cara tubuh memberi sinyal bahwa ia kekurangan cairan. Jadi, jangan hanya melembabkan dari luar (dengan cara mengoles lip balm), tapi lembabkan juga dari dalam dengan bantuan air mineral.
Arifinto Masih Ikut Kunjungan Kerja DPR
Arfinto datang dengan mengenakan topi hitam dan kemeja batik cokelat putih. Dia tampak di tengah rombongan 26 anggota Komisi V DPR yang tengah mengadakan kunjungan kerja di Manado.
Meski telah menyatakan mengundurkan diri, Arifinto mengaku dirinya belum mundur. Soalnya, dia belum menerima Keputusan Presiden yang memutuskan dirinya harus mundur.
Sementara itu, kunjungan DPR ke Manado meninjau sejumlah proyek APBN tahun 2003 yang hingga kini belum selesai. Salah satunya adalah jembatan Soekarno yang melintasi Sungai Tondano dengan total anggaran lebih dari Rp 206 miliar.
Jembatan Soekarno diperkirakan baru dapat dilalui pada bulan Maret atau April 2012. Selain meninjau Jembatan Soekarno, kunjungan kerja Komisi C yang juga akan mendatangi proyek rusunawa, Pelabuhan Manado, dan Pelabuhan Bitung.(ULF)
Mengintip Sejarah Kelam Kamboja (2)
Pada pertengahan 1970-an, Kamboja dikuasai rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot, yang memiliki cita-cita mengubah Kamboja menjadi negara agraris dengan menganut paham ultra-Maoisme. Dia memindahkan orang dari kota ke desa untuk bekerja di ladang dan membunuh siapa saja yang menentang. Banyak orang tak bersalah, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua yang menjadi korban kekejaman rezim Khmer Merah.
Cheoung Ek
Beberapa turis berjalan melintasi kuburan massal Cheoung Ek di pinggiran kota Phnom Penh, Kamboja. Kredit foto: AP/Heng Sinith
Terletak sekitar 14 km dari Phnom Penh, ibukota Kamboja, Cheoung Ek adalah salah satu tempat rezim Khmer Merah membunuhi dan mengubur orang yang dianggap menentang kekuasaan rezim tersebut. Para tahanan yang dipenjara di Tuol Sleng (baca tulisan Bagian 1), akan dibawa ke Cheoung Ek untuk dibunuh.
Saya pergi ke Cheoung Ek menggunakan tuk-tuk selama satu jam, dengan ongkos $ 7. Jalanan ke arah luar kota ini sangat berdebu, sehingga saya harus menutup muka dengan syal. Sekilas, tempat ini terlihat seperti taman dengan pepohonan rindang. Banyak kupu-kupu yang juga beterbangan. Para pedagang suvenir menawarkan dagangan mereka.
Tiket masuk ke Cheoung Ek adalah $ 2 (walaupun mata uang resmi Kamboja adalah Riel, mereka juga menerima pembayaran dalam dolar Amerika).
Di Cheoung Ek, bangunan yang paling menonjol adalah sebuah menara tinggi, yang di dalamnya terdapat tumpukan kurang lebih 8 ribu tengkorak manusia hasil kekejaman rezim Pol Pot. Tumpukan pakaian bekas para korban tersebut pun dipajang di dalam menara. Para turis, termasuk saya, sibuk mengambil gambar. Pemandangan tersebut sungguh luar biasa sekaligus tragis. Tak ada seorangpun yang tertawa maupun bercanda ketika mengambil gambar.
Selesai mengelilingi menara, saya memutuskan mengelilingi kompleks Cheoung Ek. Di sebuah sudut, saya melihat berbagai alat pembunuh yang dulu digunakan untuk menghabisi para tahanan. Sangkur, rantai besi, dan berbagai peralatan pembunuh lainnya.
Di sudut lainnya saya menemukan sebuah lubang besar dengan petunjuk dalam bahasa lokal serta bahasa Inggris yang kira-kira berbunyi "Di sini ditemukan tumpukan korban tanpa kepala". Sementara di tempat yang lain terdapat tanda "Di sini ditemukan korban wanita dalam keadaan tanpa busana". Ada banyak tanda-tanda lain yang sama mengerikannya.
Untungnya, berbeda dengan Tuol Sleng, Cheoung Ek merupakan lapangan terbuka sehingga tidak terasa begitu mengerikan. Menara yang menjulang dengan tumpukan tengkoraknya tetap mendominasi tempat ini.
Walau perut sudah melilit, dan ada beberapa warung makanan di luar kompleks, saya tidak berselera makan. Saya memutuskan kembali ke pusat kota dan menghabiskan waktu di kota.
Alternatif obyek wisata di Phnom Penh
Kamboja merupakan negara yang menarik, dengan sejarah yang luar biasa. Tragis, kejam, namun patut dikenang. Namun, bila Anda bukan penggemar sejarah, terutama yang berhubungan dengan perang dan penyiksaan, masih banyak obyek wisata yang bisa dilihat di Phnom Penh.
Istana Raja Norodom dengan Pagoda Perak di dalamnya adalah salah satu yang harus Anda kunjungi. Tempat ini sangat indah dengan taman yang tertata rapi. Alternatif lain adalah Museum Nasional, yang juga merupakan tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, namun dari masa yang lebih lampau dibandingkan dengan sejarah Khmer Merah.
Istana raja di Kamboja, salah satu objek wisata yang menarik dikunjungi. Kredit foto: AP/Heng Sinith
Wat Phnom, sebuah pagoda besar di tengah kota juga layak untuk dikunjungi. Anda dapat naik dan mengambil gambar dengan relief dan patung yang ada. Di tempat ini banyak sekali kera, jadi berhati-hatilah dengan barang Anda.
Bila senang berbelanja, Anda harus pergi ke Russian Market atau Pasar Rusia. Tempat ini menjual berbagai macam suvenir, mulai dari sutra, kaus, pakaian, dan pernak-pernik. Harga di Pasar Rusia tergolong murah dan yang paling penting, mudah ditawar!
Mengintip Sejarah Kelam Kamboja (1)
Obyek wisata di Kamboja tidak semata terbatas pada Angkor Wat, sebuah candi Buddha yang megah, tetapi juga obyek wisata dengan sejarah kelam yang terletak di sebelah timur negara itu.
Kekejaman kelompok Khmer Merah pimpinan Pol Pot pada 1970-an meninggalkan luka mendalam bagi warga Kamboja hingga hari ini. Tetapi peninggalannya justru menjadi objek wisata, terutama bagi mereka yang menyukai sejarah.
Seorang turis berjalan melihat foto-foto para tahanan yang sempat masuk ke penjara S-21 di Phnom Penh, Kamboja. Kredit foto: AP/Heng Sinith
Saya mengawali perjalanan saya dengan berkunjung ke museum ini, yang berjarak kira-kira satu jam perjalanan dari Bandara Internasional Phnom Penh. Saya tiba di tempat tujuan sekitar pukul tiga, sehingga masih memiliki sekitar dua jam untuk mengeksplorasi tempat tersebut.
Awalnya saya mengira Tuol Seng hanya sebuah museum biasa, yang banyak juga dijumpai di negara lain, tetapi ternyata tidak. Tempat ini menyajikan sesuatu yang sangat berbeda.
Tuol Sleng dulunya adalah sebuah SMA yang pada 1975 diubah menjadi penjara bernama Security-21 atau S-21. Kabarnya terdapat sekitar 17 hingga 20 ribu warga Kamboja tak bersalah serta sejumlah orang asing yang pernah dipenjara di sini. Dan dari semua orang yang ditahan tersebut, hanya tujuh orang yang selamat hingga rezim Khmer Merah ditumbangkan.
Memasuki kompleks Tuol Sleng, masih belum terlihat sesuatu yang berbeda hingga saya mendekati salah satu bangunan. Di dinding terlihat sebuah tanda yang melarang pengunjung tertawa maupun bercanda. Saya pun masuk. Sulit untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan di dalam bangunan. Sekolah tersebut telah diubah menjadi kamp penyiksaaan.
Ruang-ruang kelas diisi oleh berbagai alat penyiksa, rantai besi, sementara dari jendela saya dapat melihat pagar tinggi berkawat besi. Ruang-ruang yang lain telah diubah menjadi sel-sel berukuran 1x1 meter. Bercak darah masih terlihat di mana-mana.
Bagi saya, dan saya yakin bagi pengunjung lainnya, tanda dilarang tertawa tersebut tidak ada gunanya. Melihat apa yang ada di dalam, sungguh tidak mungkin bagi kami untuk tertawa maupun bercanda. Tempat itu bagai menyerap kebahagiaan siapapun yang berkunjung. Kalau boleh meminjam imajinasi JK Rowling, berada di Tuol Sleng bagaikan berada di dekat dementor!
Di ruang lainnya kami melihat berbagai foto wajah. Para petugas S-21 memotret setiap tahanan yang masuk ke penjara tersebut. Semua dengan ekspresi kosong. Seolah tatapan mereka menyiratkan bahwa mereka tahu hidup tidak akan lama lagi. Dan sebelum mati pun harus mengalami penyiksaan di luar batas kemanusiaan.
Pemandu wisata yang saya sewa menjelaskan sejarah kelam negara itu. Dia bercerita pengalamannya sendiri, bagaimana ayah dan kakak lelakinya ditangkap pasukan Khmer Merah dan tidak pernah kembali. Dia juga mengisahkan tentang bayi-bayi yang menangis yang dilemparkan begitu saja oleh para sipir S-21 ke kawat berduri.
Salah satu hal yang paling menonjol di tempat ini adalah Peta Tengkorak, yakni peta Kamboja yang terbuat dari 300 tengkorak manusia. Di tempat lain pakaian bekas para tahanan ditumpuk menjadi satu. Foto maupun lukisan yang menggambarkan penyiksaan orang-orang tak bersalah dipajang di dinding. Entah mengapa, setelah puluhan tahun pun bau anyir darah masih tercium.
Matahari mulai tenggelam, pengunjung pun tinggal sedikit. Sesegera mungkin saya menyelesaikan tur untuk turun ke halaman. Paling tidak, suasana di udara terbuka lebih tidak mengerikan daripada di ruang-ruang yang berbau darah ini. Di luar, ternyata masih banyak alat penyiksa yang digunakan oleh para sipir S-21. Salah satunya adalah gentong-gentong besar yang berdiri berjajar.
Dahulu, para siswa menggunakan air dalam gentong untuk membasuh wajah. Namun, ketika tempat ini diubah menjadi penjara, para petugas membangun tiang di atas gentong-gentong tersebut. Tahanan akan digantung terbalik, dengan kepala dibenamkan dalam air.
Berakhirlah tur saya hari itu. Perjalanan saya mengintip sejarah kelam Kamboja akan berlanjut di 'ladang pembunuhan' Choeung Ek, dalam tulisan berikutnya.
Kekejaman kelompok Khmer Merah pimpinan Pol Pot pada 1970-an meninggalkan luka mendalam bagi warga Kamboja hingga hari ini. Tetapi peninggalannya justru menjadi objek wisata, terutama bagi mereka yang menyukai sejarah.
Museum Genosida Tuol Sleng
Seorang turis berjalan melihat foto-foto para tahanan yang sempat masuk ke penjara S-21 di Phnom Penh, Kamboja. Kredit foto: AP/Heng Sinith
Saya mengawali perjalanan saya dengan berkunjung ke museum ini, yang berjarak kira-kira satu jam perjalanan dari Bandara Internasional Phnom Penh. Saya tiba di tempat tujuan sekitar pukul tiga, sehingga masih memiliki sekitar dua jam untuk mengeksplorasi tempat tersebut.
Awalnya saya mengira Tuol Seng hanya sebuah museum biasa, yang banyak juga dijumpai di negara lain, tetapi ternyata tidak. Tempat ini menyajikan sesuatu yang sangat berbeda.
Tuol Sleng dulunya adalah sebuah SMA yang pada 1975 diubah menjadi penjara bernama Security-21 atau S-21. Kabarnya terdapat sekitar 17 hingga 20 ribu warga Kamboja tak bersalah serta sejumlah orang asing yang pernah dipenjara di sini. Dan dari semua orang yang ditahan tersebut, hanya tujuh orang yang selamat hingga rezim Khmer Merah ditumbangkan.
Memasuki kompleks Tuol Sleng, masih belum terlihat sesuatu yang berbeda hingga saya mendekati salah satu bangunan. Di dinding terlihat sebuah tanda yang melarang pengunjung tertawa maupun bercanda. Saya pun masuk. Sulit untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan di dalam bangunan. Sekolah tersebut telah diubah menjadi kamp penyiksaaan.
Ruang-ruang kelas diisi oleh berbagai alat penyiksa, rantai besi, sementara dari jendela saya dapat melihat pagar tinggi berkawat besi. Ruang-ruang yang lain telah diubah menjadi sel-sel berukuran 1x1 meter. Bercak darah masih terlihat di mana-mana.
Bagi saya, dan saya yakin bagi pengunjung lainnya, tanda dilarang tertawa tersebut tidak ada gunanya. Melihat apa yang ada di dalam, sungguh tidak mungkin bagi kami untuk tertawa maupun bercanda. Tempat itu bagai menyerap kebahagiaan siapapun yang berkunjung. Kalau boleh meminjam imajinasi JK Rowling, berada di Tuol Sleng bagaikan berada di dekat dementor!
Di ruang lainnya kami melihat berbagai foto wajah. Para petugas S-21 memotret setiap tahanan yang masuk ke penjara tersebut. Semua dengan ekspresi kosong. Seolah tatapan mereka menyiratkan bahwa mereka tahu hidup tidak akan lama lagi. Dan sebelum mati pun harus mengalami penyiksaan di luar batas kemanusiaan.
Pemandu wisata yang saya sewa menjelaskan sejarah kelam negara itu. Dia bercerita pengalamannya sendiri, bagaimana ayah dan kakak lelakinya ditangkap pasukan Khmer Merah dan tidak pernah kembali. Dia juga mengisahkan tentang bayi-bayi yang menangis yang dilemparkan begitu saja oleh para sipir S-21 ke kawat berduri.
Salah satu hal yang paling menonjol di tempat ini adalah Peta Tengkorak, yakni peta Kamboja yang terbuat dari 300 tengkorak manusia. Di tempat lain pakaian bekas para tahanan ditumpuk menjadi satu. Foto maupun lukisan yang menggambarkan penyiksaan orang-orang tak bersalah dipajang di dinding. Entah mengapa, setelah puluhan tahun pun bau anyir darah masih tercium.
Matahari mulai tenggelam, pengunjung pun tinggal sedikit. Sesegera mungkin saya menyelesaikan tur untuk turun ke halaman. Paling tidak, suasana di udara terbuka lebih tidak mengerikan daripada di ruang-ruang yang berbau darah ini. Di luar, ternyata masih banyak alat penyiksa yang digunakan oleh para sipir S-21. Salah satunya adalah gentong-gentong besar yang berdiri berjajar.
Dahulu, para siswa menggunakan air dalam gentong untuk membasuh wajah. Namun, ketika tempat ini diubah menjadi penjara, para petugas membangun tiang di atas gentong-gentong tersebut. Tahanan akan digantung terbalik, dengan kepala dibenamkan dalam air.
Berakhirlah tur saya hari itu. Perjalanan saya mengintip sejarah kelam Kamboja akan berlanjut di 'ladang pembunuhan' Choeung Ek, dalam tulisan berikutnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)