Pemerintah Siapkan Tiga Calon Dirut Telkon yang Berasal dari Direksi Internal
JAKARTA - Rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berlangsung pada Jumat (11/6). Selain membahas pembagian dividen atas laba bersih 2009, pemegang saham akan melakukan penggantian jajaran komisaris dan direksi yang masa jabatannya hampir berakhir.
Deputi Pertambangan Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi (PISET) Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol menyatakan, ada beberapa direksi dan komisaris Telkom yang masa jabatannya sudah habis sehingga perlu diganti. Yakni, komisaris utama dan dua komisaris independen.
''Kalau nggak salah ada dua direksi yang habis, termasuk Dirut. Namun, Rinaldi (Rinaldi Firmansyah, Dirut Telkom sekarang, Red) masih bisa menjabat lagi bila RUPS menentukan demikian,'' jelasnya di kantor Kementerian BUMN kemarin (7/6).
Lantas, siapa kandidat yang disiapkan pemerintah? Sahala menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan tiga calon Dirut emiten berkode TLKM itu. Semua calon tersebut berasal dari direksi internal dan sudah diserahkan kepada tim penilai akhir (TPA).
Dikabarkan, pemerintah cukup puas atas kinerja Telkom di bawah pimpinan Rinaldi. Adik kandung mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah itu sukses membawa Telkom meraup laba bersih Rp 11,3 triliun tahun lalu. Perolehan laba tersebut meningkat 6,7 persen daripada periode yang sama 2008 yang mencapai Rp 10,6 triliun.
Rinaldi duduk sebagai Dirut TLKM sejak 28 Februari 2007 menggantikan Arwin Rasyid yang mengundurkan diri. Pria kelahiran Tanjung Pinang, 6 Juni 1966, tersebut merupakan lulusan ITB 1980. Sebelum berkiprah di Telkom, dia pernah menjabat Dirut Bahana Sekuritas dan kemudian menjadi direktur keuangan Telkom sejak 2004.
Rinaldi melakukan transformasi besar-besaran pada fokus bisnis BUMN andalan ini. Yaitu, dari hanya perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi menjadi bisnis TIME (telecommunication, IT services, media, dan edutainment) sebagai portofolio bisnis baru Telkom. Program transformasi bisnis tersebut dicanangkan pada 16 Oktober tahun lalu.
Saat dikonfirmasi, Rinaldi menyatakan siap diganti dari jabatan yang diembannya saat ini. ''Semua terserah pada pemegang saham. Kami bukan pemegang saham, hanya direksi,'' katanya di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, kemarin.
Pada bagian lain, bersatunya dua merek telekomunikasi seluler berbasis CDMA, Flexi dan Esia, semakin mendekati kenyataan. Kementerian BUMN secara prinsip telah menyetujui rencana sinergi antara Telkom dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Bahkan, manajemen Telkom secara resmi telah mengajukan izin konsolidasi divisi usahanya, Flexi, dengan Bakrie Telecom -yang mempunyai merek dagang Esia- kepada Kementerian BUMN.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar menuturkan, pihaknya telah menerima surat pemberitahuan secara resmi dari jajaran manajemen Telkom terkait rencana konsolidasi itu. ''Kami dari pemerintah secara resmi telah menerima pemberitahuan dari Telkom. Secara prinsip kami menyetujui rencana itu karena langkah konsolidasi memberikan nilai tambah bagi perseroan,'' ungkapnya di gedung DPR, Jakarta, kemarin.
No comments:
Post a Comment