Saturday, January 8, 2011

Puisi Habibie untuk Mendiang Istri

[ Minggu, 29 Agustus 2010 ]
Puisi Habibie untuk Mendiang Istri
KENDATI almarhumah Ny Hasri Ainun Habibie kemarin (28/8) genap 100 hari meninggal dunia, duka belum sepenuhnya hilang dari mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie dan keluarganya. ''Bapak masih sedih biarpun sudah ada kemajuan,'' ujar Ilham Akbar, putra sulung Habibie, melalui akun Twitter.

Ilham menuturkan, seluruh keluarga merasa meninggalnya Ainun seperti baru saja terjadi. Karena itu, Habibie dan keluarganya butuh waktu untuk menghilangkan perasaan duka mereka. ''Wafatnya beliau seperti baru terjadi kemarin,'' katanya.

Selama tiga bulan ini, setiap hari Habibie berziarah ke makam istrinya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. Ziarah biasanya dilakukan setelah salat asar. Meski hujan deras, Habibie tetap datang ke makam. Habibie biasanya berdoa dan bercerita sambil mengelus-elus nisan sang istri.

Dalam kesempatan itu, Ilham juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas perhatian, ucapan belasungkawa, serta doa kepada ibunya. ''Sampai saat ini pun masih mengalir,'' tulis pakar aeronautika Boeing tersebut.

Hasri Ainun Habibie meninggal di Rumah Sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum, Grohadern, Munchen, Jerman, pada 22 Mei lalu. Sebelumnya, dia dirawat di sana sejak 25 Maret 2010.

Pada hari ke-100 wafatnya sang istri, Habibie kembali menunjukkan rasa cinta dan sayangnya melalui puisi. Itu menjadi ungkapan rasa kehilangan yang teramat dalam. Kesedihan Habibie juga bisa dirasakan dalam puisi yang dilansir akun The Habibie Center di Twitter.

Dalam puisi yang ditulis kemarin pagi, Habibie, antara lain, menulis: Jikalau mataku kubuka lagi, semuanya serentak hilang lenyap dan meninggalkan kekosongan jiwa, kecewa, sedih, dan perih! Di mana Ainun? Bagaimana keadaan Ainun? Bagaimana mendapat kepastian mengenai Ainun yang selalu kurindukan sepanjang masa! (noe/c7/dwi)

 

No comments: