Thursday, December 23, 2010

Bocah SD asal Semarang Dua Kali Diculik


Dipaksa Mengemis, Baru Empat Hari Ditemukan Hilang Lagi

SEMARANG - Berita penculikan anak kian sering terjadi belakangan. Untuk apa? Di film, penculik anak biasanya meminta tebusan uang dalam jumlah besar kepada orang tua si bocah. Di Semarang lain. Anak-anak diculik untuk dijadikan pengemis.

Paling tidak, itulah yang dialami Deva Bagas Saputra, 11, siswa SDN 3 Candisari, Semarang. Putra sulung Sri Mujiati, 40, warga Lamper Tengah, Semarang, tersebut dua kali diculik. Terakhir, Deva menghilang sejak Senin (30/8). Adiknya mengatakan, Deva dijemput dua lelaki di sekolah.

Kemarin (3/9) Sri melapor ke Polrestabes Semarang. Kepada polisi, Sri menunjukkan foto anaknya yang diduga diculik. Sri mengatakan, penculikan terhadap anaknya tersebut merupakan yang kedua. Pada 12 Agustus, anaknya pernah diculik kawanan pemuda.

''Waktu itu anak saya pamitan beli es dawet. Tapi, dia tidak kembali. Dua minggu kemudian, anak saya itu tanpa sengaja ditemukan saudara saya yang bertugas di Koramil Lamper Tengah," tutur Sri.

Saat ditemukan pada 26 Agustus, Deva mengemis di deretan toko di Jalan Tentara Pelajar, Semarang. ''Kata anak saya, tiap hari dia harus bekerja sebagai pengemis atau pengamen di jalanan. Kalau tidak mau, dia dipukuli. Sore dia harus setor. Orang yang dia setori itu memberinya Rp 1.000," tutur Sri.

Selama penculikan, Deva tidur bersama anak-anak lain di sebuah rumah petak di kawasan Pasar Bulu. ''Dia bilang tidurnya di rumah petak dan di sana banyak anak lain. Pada pukul 24.00, anak-anak itu diberi makan, tapi tidak boleh mandi," cerita Sri.

Belum lama Sri dan Deva berkumpul, si kecil kembali hilang. Deva diduga diculik lagi sepulang sekolah, saat Sri terlambat menjemput. ''Kebetulan, adiknya sekolah di SD yang sama. Waktu itu saya terlambat menjemput. Sampai di sekolah, yang ada hanya adiknya, Yuniar Cindy Cintiya. Dia bilang kakaknya dijemput dua laki-laki, yang satu gemuk, lainnya kurus. Mereka mengaku teman dekat saya," tutur Sri.

Sejak itu Sri berusaha mencari anaknya tersebut dengan menyusuri traffic light dan pasar-pasar. ''Waktu saya tanya ke pedagang di Pasar Bulu, banyak yang tahu anak saya. Saya diberi ancar-ancar agar mencari anak saya pada pukul 17.00 hingga pukul 21.00. Tapi, sampai sekarang dia belum saya temukan," tutur Sri sembari menangis.

Selain melapor ke polisi, Sri meminta warga yang melihat Deva secepatnya melapor ke polisi atau menghubunginya. (tah/jpnn/c7/soe)

No comments: