Thursday, December 2, 2010

Cuaca Ekstrem Pembawa Badai di Seluruh Penjuru Bumi

[ Minggu, 05 September 2010 ]
Cuaca Ekstrem Pembawa Badai di Seluruh Penjuru Bumi
Pertengahan tahun ini cuaca ekstrem terjadi nyaris di seluruh penjuru bumi. Cuaca ekstrem itu membawa badai-badai terbesar yang pernah terjadi di dunia ini.

---

TOPAN Kompassu yang menerjang Semenanjung Korea pada Kamis (2/9) adalah yang paling gede dalam 15 tahun terakhir. Kompassu merusak jaringan listrik hingga melumpuhkan sistem transportasi, misalnya subway, di negeri ginseng.

Akibat topan Kompassu, curah hujan begitu tinggi di Korea Selatan dan Pulau Ganghwa. Angin, hujan, dan badai itu lantas bergerak dengan kecepatan 55 mil (sekitar 88 kilometer) per jam menuju Korea Utara. Apa pun yang dilewati hancur. Musnah.

Lebih dari 120 penerbangan ditunda dan sebagian besar jaringan kereta bawah tanah atau subway tersendat. Tiang-tiang dan pepohonan tumbang di Seoul. Rumah sakit sesak dipenuhi korban luka akibat pecahan kaca. Sehari sebelumnya, Rabu (1/9), pemerintah Korea Selatan mengeluarkan peringatan topan. Tapi, korban tetap ada.

Terra Satellite milik NASA menangkap perubahan bentuk badai tropis Kompassu saat melintasi Korea dan Tiongkok Kamis pagi (2/9). Kantor berita Yonhap melansir lima orang di Korea Utara tewas ketika Kompassu mengamuk. Masih menurut Yonhap, seorang kakek berusia 80 tahun tewas setelah tertimpa genting rumah yang beterbangan di Seosan, Provinsi Chungcheong. Di Bundang, Seoul, seorang pemuda berumur 37 tahun tewas setelah tertimpa pohon dan seorang tukang listrik tewas tersetrum di Mokpo, 410 kilometer selatan Seoul.

Di Tiongkok, musim badai terus berlanjut. Kali ini badai tropis Lionrock mengakibatkan curah hujan sangat deras disertai angin kencang di Provinsi Fujian. Sepanjang tahun ini lebih dari tiga ribu orang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor di Tiongkok.

Badan prakiraan cuaca nasional Tiongkok pun memperingatkan penduduk agar mewaspadai angin kencang dan hujan deras saat Lionrock melanda Xiamen, Guanzhou, dan kota-kota pantai lain.

''Waspada akan kemungkinan tanah longsor dan gangguan-gangguan lain akibat hujan lebat,'' terang Badan Meteorologi Fujian, seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Setelah ada peringatan tersebut kapal-kapal dan perahu  motor penangkap ikan di daerah itu diperintahkan tetap di pantai atau menghadapi risiko bahaya badai yang sudah melanda Taiwan, Rabu, dan menimbulkan hujan lebat dan angin kencang.

Para pejabat China gelisah setelah banjir dan tanah longsor melanda negara itu pada musim panas ini yang menyebabkan 3.185 orang tewas dan 1.060 lainnya hilang. Sementara itu, Shanghai meliburkan sekolah-sekolah karena khawatir akan ancaman topan Kompassu.

Datangnya Lionrock dan Kompassu sudah diprediksi. Menurut Badan Meteorologi Zhejiang, Kompassu, yang bermakna kompas dalam bahasa Jepang, terbentuk pada Ahad (29/8) pagi di Laut China Selatan dan bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 15 kilometer per jam.

Earl Hantam Amerika

Sementara itu, dari negeri Paman Sam, badai Earl dilaporkan menghantam wilayah pantai timur. Puluhan ribu warga di North Carolina dievakuasi untuk menghindari jatuhnya korban. Ratusan ribu lainnya diperingatkan akan bahaya badai Earl yang membawa angin dan hujan deras ke pesisir timur laut AS.

Badai dengan kategori empat tersebut bergerak dengan kecepatan 165 kilometer per jam ke arah New England dan Nova Scotia setelah sempat melemah Kamis malam (2/9). Badai Earl terjadi di akhir musim panas tahun ini.

Badan cuaca nasional melansir peringatan datangnya banjir besar di Massachusetts selatan, Cape Cod, dan kepulauan sekitar. Curah hujan hingga enam inci diperkirakan turun sepanjang akhir pekan.

''Badai akan mereda ketika menyentuh perairan di timur laut Nantucket. Kami berharap Earl akan melemah minimal hingga pada kategori I dengan kecepatan angin mencapai 86 kilometer per jam,'' ujar Neal Strauss, meteorologi dari Taunton, Massachusetts.  

Ratusan penerbangan terpaksa dibatalkan karena Earl. Maskapai Continental membatalkan 50 penerbangan regional. Sedangkan Delta Airlines juga baru beroperasi secara normal Sabtu, seperti diungkapkan Anthony Black, juru bicara maskapai tersebut. (cak/c2/dos)

No comments: